Wanda Indana - 12 Februari 2015 16:31 wib
Ilustrasi. (Foto:Mi/Bagus Suryo)
Metrovnews.com, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama mengaku tak mau berdebat lagi soal PLN yang mematikan
listrik pompa di Waduk Pluit. Namun, pria yang akrab disapa Ahok itu
masih terus menyalahkan PLN akibat banjir di Jakarta.
"Menurut kami kalau gardu belum kerendam itu belum perlu dimatiin. Tapi sama PLN dimatiin. Makannya saya tanya Kampung Pulo enggak dimatiin, alasannya Kampung Pulo sudah tinggi. Apa yang tinggi, rumah sudah kelelep," ujarnya di Kali Sunter, Jakarta Utara, Kamis (12/2/2015).
Tak hanya itu, Ahok kembali meluapkan kekesalannya kepada PLN yang sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seharusnya juga mementingkan kepentingan orang banyak. Menurut Ahok, tak ada alasan PLN memutus aliran listrik ke rumah-rumah pompa di Waduk Pluit.
"Sudahlah kita enggak mau terlalu ngotot, saya bilang sama PLN, saya katakan jangan perlakukan kami seperti swasta," kesalnya.
Apalagi, lanjut Ahok, di Waduk Pluit terdapat 17 gardu listrik dan dua PLTU sehingga tak mungkin kekurangan pasokan listrik. Dia mengaku, masih belum terima alasan PLN mematikan listrik di Waduk Pluit. "Jadi, kita jangan berantem, jangan ngeles. Nah, kenapa dimatikan. Katanya listriknya datang dari Jawa, ini kan enggak. Orang PLTU ada di Muara Karang kok. Muara karang aman kering," tandasnya.
Sebelumnya, Dirut PLN Sofyan Basir tak mau dituding sebagai penyebab banjir di Jakarta lantaran mematikan aliran listrik di rumah pompa Waduk Pluit. Menurutnya, gardu listrik justru mati akibat terendam banjir.
"Tapi yang pasti banjir bukan disebabkan listrik mati. Listrik gardunya pada mati karena banjir," kata Sofyan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 12 Februari malam.
Menurut dia, PLN sudah menyiapkan soslusi agar tidak disalahkan kembali Pemrov DKI Jakarta. Semua gardu pompa, jelas dia, akan ditinggikan agar tidak terendam. Setiap gardu nantinya juga akan dilengkapi genset.
LOV
"Menurut kami kalau gardu belum kerendam itu belum perlu dimatiin. Tapi sama PLN dimatiin. Makannya saya tanya Kampung Pulo enggak dimatiin, alasannya Kampung Pulo sudah tinggi. Apa yang tinggi, rumah sudah kelelep," ujarnya di Kali Sunter, Jakarta Utara, Kamis (12/2/2015).
Tak hanya itu, Ahok kembali meluapkan kekesalannya kepada PLN yang sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seharusnya juga mementingkan kepentingan orang banyak. Menurut Ahok, tak ada alasan PLN memutus aliran listrik ke rumah-rumah pompa di Waduk Pluit.
"Sudahlah kita enggak mau terlalu ngotot, saya bilang sama PLN, saya katakan jangan perlakukan kami seperti swasta," kesalnya.
Apalagi, lanjut Ahok, di Waduk Pluit terdapat 17 gardu listrik dan dua PLTU sehingga tak mungkin kekurangan pasokan listrik. Dia mengaku, masih belum terima alasan PLN mematikan listrik di Waduk Pluit. "Jadi, kita jangan berantem, jangan ngeles. Nah, kenapa dimatikan. Katanya listriknya datang dari Jawa, ini kan enggak. Orang PLTU ada di Muara Karang kok. Muara karang aman kering," tandasnya.
Sebelumnya, Dirut PLN Sofyan Basir tak mau dituding sebagai penyebab banjir di Jakarta lantaran mematikan aliran listrik di rumah pompa Waduk Pluit. Menurutnya, gardu listrik justru mati akibat terendam banjir.
"Tapi yang pasti banjir bukan disebabkan listrik mati. Listrik gardunya pada mati karena banjir," kata Sofyan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 12 Februari malam.
Menurut dia, PLN sudah menyiapkan soslusi agar tidak disalahkan kembali Pemrov DKI Jakarta. Semua gardu pompa, jelas dia, akan ditinggikan agar tidak terendam. Setiap gardu nantinya juga akan dilengkapi genset.
LOV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar